Kota Manado Capai 56 Kasus DBD dengan 3 Angka Kematian, Dinkes Minta Warga Terapkan 3M-Plus

Wakil Walikota Manado Mor Bastiaan saat di wawancarai Daily Manado.com mengenai wabah penyakit Demam Berdarah yang sudah melanda dikota Manado mengatakan “Pemerintah kota  sudah melakukan upaya pencegahan serta pembersihan lingkungan secara maksimal, ada beberapa lokasi yang sudah di Fogging termasuk kompleks perkuburan yang dekat dengan pemukiman warga, tapi sebagaimana telah disampaikan bahwa jangan tunggu nanti di Fogging  karena Fogging ini tidak murni mematikan jentik jentik nyamuk, alangkah baiknya kita bersihkan lingkungan rumah kita masing masing, “pencegahan jauh lebih baik dari pada antisipasi” ujar Wawali Mor.
“Wabah Demam berdarah merupakan siklus 10 tahunan, untuk itu Pemerintah kota Manado masih mengkaji data data yang ada, apakah sudah termasuk KLB atau belum, kami tinggal menunggu data yang masuk dari Rumah Sakit dan Puskesmas.
Wawali Mor menambahkan, untuk menekan terjadinya Peningkatan Kasus Demam Berdarah, Pemerintah Kota Manado bersama Dinas Kesehatan Kota Manado, mengajak untuk meningkatkan kembali Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau Kerja Bakti dan 3M Plus secara berkelanjutan sepanjang tahun. Dan juga mewujudkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) sehingga dimulai dari anggota keluarga sendiri bisa menanggulangi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang ada di dalam rumah sendiri dan kemudian Lingkungan di sekitar rumah “tambah Mor.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan kota  Manado dr.Marini Kapojos mengatakan “Tim Seksi Surveilans Dinas Kesehatan Kota Manado sekarang melaksanakan Surveilans Aktif Rumah Sakit (SARS)  setiap hari untuk mencari dan mengumpulkan data DBD dari semua Rumah Sakit di Kota Manado. Tim Survailens sudah di bagi dengan tujuan setiap hari data DBD di update di kumpulkan, di rekap, sehingga semua data kasus mengacu pada data base Dinas Kesehatan Kota Manado.” tukas dr.Marini.

Selain itu Dokter yang murah senyum serta enerjik ini menjelaskan polanya semakin meningkat jika dibandingkan dengan data tahun 2018. Pasalnya pada bulan Oktober ada 42 kasus (meninggal 1 orang), bulan Nopember 41 kasus (meninggal 1 orang) serta bulan Desember ada 65 kasus (meninggal 1 orang).

Bukan hanya itu saja, kasus Demam Berdarah semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah curah hujan dan diikuti dengan musim panas silih berganti sehingga  Kota Manado menjadi salah satu kota yang kondusif untuk perkembang biakan nyamuk karena berbagai keadaan yang menyertai.

“Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara sederhana melalui tindakan 3M-PLUS , Menguras bak mandi/tempat penampungan air, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air,  Menimbun atau Memanfaatkan kembali atau Mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah,” tukasnya

Ditambahkannya, Plus menggunakan atau menggosok obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah,menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk,menaburkan bubuk larvasida (bubuk Abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Lanjutnya, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, masih merupakan satu-satunya cara memutuskan mata rantai penularan Penyakit Demam Berdarah, jika dilakukan rutin dan terus menerus. Serta mengenali Gejala Penyakit Demam Berdarah seperti, panas mendadak tanpa sebab yang jelas segeralah ke dokter yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Keluarga ataupun fasilitas kesehatan terdekat lainnya serta tingkatkan daya tahan tubuh anak, sehingga tidak akan mudah terserang penyakit. (Stand -lee)

 

 

Pos terkait