DAILY MANADO. COM – Ketua TP-PKK Kota Manado yang juga sebagai Bunda Asuh Anak Resiko Stunting Irene G. Angouw-Pinontoan bersama Pejabat Pemerintah Kota Manado dan Mitra terkait turut terlibat secara langsung dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kota Manado.
Lewat Pokja 4 TP-PKK Kota Manado berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Manado dan pihak swasta sebagai mitra kerja mengedepankan sebuah inovasi dengan nama Bunda Asuh dan Bapak Asuh Anak Resiko Stunting atau disingkat B~AARS. Dimana anak-anak ini dikunjungi langsung oleh Bunda Asuh Kota Manado Irene G. Angouw-Pinontoan bersama Bunda Asuh 11 (sebelas) Kecamatan dengan memberikan informasi dan edukasi atau penyuluhan tentang pertumbuhan anak dan gizi anak serta memberikan secara langsung Makanan Tambahan yang bergizi untuk anak-anak tersebut. Makanan Tambahan yang diberikan harus tepat sasaran berdasarkan data-data yang diperoleh dari Puskesmas yang telah di input ke dalam aplikasi elektronik Pemantauan Pertumbuhan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan di screening lagi oleh dokter spesialis anak. Anak dengan gangguan pertumbuhan panjang badan yang tidak sesuai umur ini yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi yang kronis ini dikenal dalam istilah kedokteran dengan Stunting.
Percepatan penurunan stunting pada Balita adalah program prioritas Pemerintah sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Dan telah menjadi program kerja di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sesuai arahan dari Presiden RI lewat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021. Target Nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14%. Sehingga semua Kabupaten/Kota di Indonesia berlomba-lomba untuk melakukan upaya menurunkan kasus stunting di daerahnya masing-masing, ungkap Ketua Pokja 4 dr. Marini M.Kapojos.
Upaya-upaya yang sudah di lakukan di Kota Manado sudah cukup baik karena di Kota Manado sendiri telah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan TP.PKK termasuk sebagai salah satu unsur di dalam tim tersebut. Inovasi Bunda Asuh Anak Resiko Stunting atau B~AARS ini merupakan salah satu dari sekian banyak intervensi spesifik yang telah dilakukan, karena memberikan secara langsung makanan tambahan yang bernilai gizi kepada anak-anak yang telah benar-benar terdiagnosa stunting. Sehingga ada upaya kongkrit yang dilakukan untuk meningkatkan status gizi anak supaya anak boleh sembuh dari stunting.
Kita juga sudah punya inovasi lainnya terkait pendataan balita stunting yaitu aplikasi SiTUNTAS STUNTING yaitu Sistem Informasi Monitoring Penanganan Untuk Bebas Stunting kerja sama Pokja 4 TP-PKK Kota Manado, Bapelitbang dengan Puskesmas di wilayah Kota Manado. Dimana pada sistem tersebut kita dapat melihat kasus baru, kasus yang sedang dalam intervensi dan kasus yang sembuh dengan visualisasi data rincian stunting dapat kita lihat sampai pada skala lingkungan. Sampai saat ini Kota Manado sesuai data dari dinas kesehatan prevalensi kasus stunting mencapai 0,54 persen balita stunting. Masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Sulawesi Utara. Semoga prevalensi dapat terus semakin rendah sehingga dapat tercapai sesuai target nasional 14 persen atau lebih rendah dari target nasional tutup dr.Marini M.Kapojos. (Lee)